Setelah itu akan dibahas berbagai macam teknik enkripsi yang biasa digunakan dalam sistem sekuritas dari sistem komputer dan jaringan.
A. Enkripsi Konvensional.
Yang pertama yaitu Enkripsi Konvesional. Proses enkripsi ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Plain teks -> Algoritma Enkripsi -> Cipher teks ->Algoritma Dekrispsi -> Plain teks
User A | | User B
|———————-Kunci (Key) ——————–|
Keamanan pada enkripsi konvensional ini bergantung pada beberapa faktor. Yang pertama algoritma enkripsi harus cukup kuat sehingga menjadikan sangat sulit untuk mendekripsi cipher teks dengan dasar cipher teks tersebut. Dan juga keamanan dari algoritma enkripsi konvensional bergantung pada kerahasian dari kuncinya bukan algoritmanya. Yaitu dengan anggapan adalah sangat tidak praktis untuk mendekripsikan informasi dengan dasar cipher teks dan pengetahuan tentang algoritma enkripsi. Atau kita tidak perlu menjaga kerahasiaan dari algoritma tetapi cukup dengan kerahasiaan kuncinya.
Enkripsi konvensional memiliki manfaat. Manfaatnya adalah kemudahan dalam penggunaan secara luas. Dengan kenyataan bahwa algoritma ini tidak perlu dijaga kerahasiaannya dengan maksud bahwa pembuat dapat dan mampu membuat suatu implementasi dalam bentuk chip dengan harga yang murah. Chips ini dapat tersedia secara luas dan disediakan pula untuk beberapa jenis produk. Dengan penggunaan dari enkripsi konvensional, prinsip keamanan adalah menjadi menjaga keamanan dari kunci.
Pada Enkripsi Konvensional yang dibutuhkan untuk bekerja yaitu :
- Algoritma yang sama dengan kunci yang sama dapat digunakan untuk proses dekripsi – enkripsi.
- Pengirim dan penerima harus membagi algoritma dan kunci yang sama.
Dan yang dibutuhkan untuk keamanan :
- Kunci harus dirahasiakan.
- Adalah tidak mungkin atau sangat tidak praktis untuk menerjemahkan informasi yang telah dienkripsi.
- Pengetahuan tentang algoritma dan sample dari kata yang terenkripsi tidak mencukupi untu menentukan kunci.
B. Enkripsi Public-Key
Enkripsi konvensional memiliki kendala yang menjadi kesulitan utama yaitu perlunya untuk mendistribusikan kunci yang digunakan dalam keadaan aman. Namun sebuah cara telah ditemukan untuk mengatasi kelemahan ini dengan menggunakan suatu model enkripsi yang tidak memerlukan sebuah kunci untuk didistribusikan. Metode ini dikenal dengan nama enkripsi public-key dan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1976.
Model enkripsi ini digambarkan sebagai berikut :
Plain teks -> Algoritma Enkripsi -> Cipher teks -> Algoritma Dekrispsi -> Plain teks
User A | | User B
Private Key B —-|
|———————-Kunci (Key) ——————–|
Sementara public-key memecahkan masalah pendistribusian karena tidak diperlukan suatu kunci untuk didistribusikan. Semua partisipan mempunyai akses ke kunci publik ( public key ) dan kunci pribadi dihasilkan secara lokal oleh setiap partisipan sehingga tidak perlu untuk didistribusikan. Selama sistem mengontrol masing – masing private key dengan baik maka komunikasi menjadi komunikasi yang aman. Setiap sistem mengubah private key pasangannya public key akan menggantikan public key yang lama. Namun yang menjadi kelemahan dari metode enkripsi publik key ini adalah jika algoritma enkripsi ini memiliki algoritma yang lebih komplek dibandingkan dengan metode enkripsi konvensional. Sehingga untuk perbandingan ukuran dan harga dari hardware, metode publik key akan menghasilkan performance yang lebih rendah.
Untuk Enkripsi public Key yang dibutuhkan untuk bekerja :
- Algoritma yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi dengan sepasang kunci, satu untuk enkripsi satu untuk dekripsi.
- Pengirim dan penerima harus mempunyai sepasang kunci yang cocok.
Dan yang dibutuhkan untuk keamanan :
- Salah satu dari kunci harus dirahasiakan.
- Adalah tidak mungkin atau sangat tidak praktis untuk menerjemahkan informasi yang telah dienkripsi.
- Pengetahuan tentang algoritma dan sample dari kata yang terenkripsi tidak mencukupi untu menentukan kunci.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar